PERTEMUANKU DENGANMU
Aku Clara anak centil yang pandai bergaul. Aku hidup dengan satu ayah, satu ibu, dan dua orang kakak laki2. Waw …!! Lengakap ya…. Suatu ketika aku di ajak oleh ayah ku pergi ke paris bersama keluarga besar. Liburan kali ini adalah hadiah ulang tahun ku yang ke-17 th.
Sebelum aku berangkat aku pergi kerumah temen ku untuk berpamitan ..OMG.. aku serasa pengen pergi lama. Saat semua keluargaku telah berkumpul kamipun siap untuk berangkat. Tak lupa kakak kesayangan ku juga ikut. Dia bernama Dion, anak budheku yang terakhir.
Selama di perjalanan menuju bandara aku hanya hadset’an aja dan tak ikut bercanda dengan semua keluagaku. Tiba-tiba kak Dion memukul pundak ku dari belakang. “hai cantik..!! tumben gak ngecebret kayak biasa nya?..” spa kak Dion “apaan sih….” Jawabku. “dek jangan sombong donk…” kata kak Dion. Tapi aku tak menghiraukan kata-kata kak Dion dan langsung melingkarkan badan sambil menutup muka dengan bantal. “dek!! Awas loe…” kata kak Dion untuk mengakhiri kata-kata nya.
Tidak terasa akhirnya kami sampai di bandara dan langsung masuk ke pesawat pribadi kluarga besarku. Lagi-lagi kak dion menyapaku. “adek abang yang cantik.. bolehkan abang duduk bareng ma adek?” Tanya kak Dion. “silahkan!!” jawab ku singkat . “dek jangan ceberut gitu donk! Kakak bawa temen nie…” kata kak Dion. “palin-paling Arman yang kuper itu…” jawab ku sinis. “Yang ini mah beda, nie orangnya…. Gantengkok..” kata kak Dion. Tiba-tiba dari belakang tubuh kak Dion muncul seseorang yang ganteng, bertubuh tinggi, dan keren. “siapa kak namanya?” Tanya ku. “kenalan aja sana..”kata kak Dion. “siapa kak namanya?” kataku sambil mengulurkan tangan pada lelaki itu. “namaku Kevin, namamu siapa?” katanya. “Namaku Clara…” jawabku. Kemudian kami bertigapun bercanda ria hingga tak terasa kami sampai di tempat tujuan. Kami semuapun berkemas untuk turun dari pesawat dan segera menginjakan kaki ke bumi paris nan-indah ini. Ternyata kami disana di sambut kerabat kerja papaku yang tinggal disana. Kak Kevin selalu bersama aku kemanapun aku pergi. Sedangkan kak Dion selalu berduaan dengan tunangannya.
Begitu kami sampai di paris tepatnya di paris kami langsung menuju hoteh tempat kami menginap. Waw… gedhe bangets.. uuuuuhhhh… begitu lelahnya aku setelah melalui perjalanan yang jauh. Langsung aja aku menikmati kamar mewah yang super duper nyaman. Dadah…!!!! Guys ! aku tidur dulu ya….
_ Keesokan Harinya _
Cahaya sang surya yang membuat aku terbangun telah menembus jendela-jendela kamarku hingga mengenai kulitku. Langsung saja aku ke kamar mandi, berkaca,dan segera membereskan tempat tidurku. Setelah semua selesai aku segera keluar dari kamar dan menikmati pemandangan di pagi hari dari gedung paling atas gedung itu. “ngapain di sini sendirian?” tiba-tiba terdengar suara kak Kevin yang mengagetkan ku. “Eh… emm…”aku hanya tersenyum. “Aku boleh nemenin gk?” Tanya kak Kevin. “boleh….” Jawabku singkat. Kamipun berbincang-bincang sambil melihat gedung-gedung tinggi pencakar langit yang terlihat begitu indah. Entah mengapa pada saat itu membuat perasaaanku jadi bingung. Saat ku tatap wajahnya jantungku berdebar, berada di dekatnya serasa dunia milik berdua. Baru kali ini aku sebahagia ini. Tiba-tiba ponsel ku berbunyi. Ternyata itu telfon dari papaku. Papaku menyuruhku segera ke resto tengah untuk makan bersama. kami berduapun segera turun ke bawah. Wah….. betapa malunya aku saat itu. “kalian berdua cocok ya…” kata mama. Dan semuapun mulai menyoraki kami berdua. Seketika itu wajahku menjadi merah. Akhirnya aku duduk di sebelah kakakku dan kak Kevin duduk bersama kak Dion dan kuluargaku yang lainnya.
Ketika aku ingin mengambil makanan yang sudah di sediakan di depan. kak Kevinpun juga sama ingin mengambillnya. Waktu aku ngambil piring kak Kevin juga ngambil piring, waktu aku mau ngambih salat kak Kevin juga mengambil salat, saat aku mengambil sendok kita barengan dan seketika itu aku dan kak Kevin bertatap muka. “kamu mau ngambil? Ambil aja ” kata kak Kevin. Dan aku hanya tersenyum dan segera mengambil sendok tersebut kemudian segera duduk. Jarak duduk kami lumayan jauh. Tapi kak Kevin selalu mencuri kesempatan untuk memandangku dengan tersenyum. Perasaan dalam hatiku tambah bercampur aduk dengan semua itu. Padahal waktu itu aku sedang jengkel dengan salah satu temen cowok ku di sekolah. Dia bernama Aldo. Karna dia adalah cowok yang telah menghianati aku. Jadi sebelum aku berangkat ke paris aku masih dalam keadaan hati yang begitu rumit. Dan setibanya di paris aku merasa semua rasa gundahku telah pergi. Dan aku merasa sangat bahagia sekali.
Seusai makan pun kami berkeliling ke kota paris dan sekitarnya. Tak lupa aku selalu mengeluarkan kamera digital ku. kakAngel (tunangan kak dion) selalu menemaniku untuk narsis. Tak lupa kak Kevin dan kak Dion mengikuti kami. “dek! Foto bareng ma kakak yuk!” ajak kakDion. “ayok..” jawab ku. “aku yang fotoin ya..”kata kak Angel. Ckrik…. Ckrik…. Ckrik….. waw kak Dion dan aku terlihat lucu sekali. “sekarang gentian donk…!!” kata kak angel. Ckrik… ckrik… ckrik… waduh dua cewek cantik lagi foto.. hehehe. “heh! Kevin bengong aja.. sini ikutan foto!” ajak kak Dion. Kamipun foto bertiga, waw cewek cantik di apit sama dua cowok ganteng. “eh.. tunggu dulu.. gimana kalau Kevin foto bareng sama clara?” kata kak Dion. Tiba-tiba tangan ku di gerett oleh kak Kevin dan menggeretku ke sebelahnya lalu kamipun foto berdua. Bertambah dasyatnya detah jantungku pada waktu itu.
seusai kami foto-foto kamipun berbelanda membeli souvenir yang bagus bangets. . kemudian kami kembali ke hotel lalu kembali ke kamar masing-masing. Aduh… badanku terasa pegal sekali setelah berjalan-jalan.
Malam harinya aku diajak oleh kak Kevin untuk jaln-jalan ke suatu tempat yang sering dii kenal dengan menara evel. Indaah sekali. Malam yang gelap di hiasi oleh cahaya yang kerlap-kerlip di setip sudut menara. Membuat aku dan kak Kevin tak ingin melewatkannya. Kamipun berhenti sejenak untuk menikmati suasana yang romantic itu.Aku hanya berdua dengannya. Tanpa ada satupun orang yang tau termasuk mama dan papaku.
“hei! Kok bengong? Lagi mikirin apa hayoo?!” sambil menyengol tubuhku yang krempeng ini hingga aku hampir terjatuh dari sebuah bangku yang ku duduki itu.
“eh! Aduh..” menahan badan agar tidak sampai tersungkur. “lagi mikirin seseorang. Emangnya kenapa?”
“siapa orang yang kamu pikirkan?”
“emm.. seseorang yang udah bikin aku sakit hati. Ah… sudah lah tak usah di bahas gak penting banget.”
“oh.. cowok?”
“ya.. gitu deh..”
“Gk usah di pikir kalo gak penting. Apa lagi kalo bikin kamu jadi sedih. Kan udah ada aku di sini jadi, seneng-seneng aja”
“hemmm..” aku hanya tersenyum
“eh.. aku punya cerita lho.. mau dengerin gk?”
“boleh..”
“suatu hari hiduplah pangeran yang gagah dan ganteng namanya pangeran Leo. Ya.. orangnya kayak aku gini……”
“ih.. PD”sambil melipatkan tangan pada dada
“eh.. belum selesai ceritanya.. aku lanjutin ya… , pangeran itu memiliki peliharaan hewan yang lucu. Namanya Ole dia adalah seekor kucing. Suatu hari pangeran Leo mengajak si ole untuk jalan-jalan di sekitar taman kerajaan. Saat mereka sedang duduk-duduk santai sambil menikmati indahnya bunga, pangeran menemukan sebuah tanaman bunga yang indah dan langka. Dan dia ingin sekali membudidayakan-Nya. Akhirnya pangeran menyuruh para pelayannya untuk membantunya membudidayakan di tempat tersendiri dan tak diketahui oleh siapapun. Pangeran Leo berkata pada para pelayannya.” Pada suatu hari nanti aku akan memperlihatkan hasil dari budidayaku kepada calon permaisuriku. Kemudian……” wajah kak Kevin sangat serius waktu itu
Aku memperhatikanya dengan begitu seksama. Dan aku tak mendengarkan ceritanya. Aku hanya diam dan memandangi wajahnya yang ganteng itu. Tak sadar aku memotong cerita kak Kevin dengan berkata“ andai saja Aldo seperti kak Kevin yang humoris dan perhatian. Kak Kevin buat aku jadi lupa tentang semua permasalahnkku. Terimakasih kak..”
“…dan pangeranpun jatuh cinta pada… “ kak Kevin berhenti bercerita. “ha!! Apa? Kamu tadi bilang apa?”
“ oh.. em.. (aduh kok keceplosan sih) nggak kok gak papa. Terusin aja ceritanya”
“males… lagian, kayaknya kamu dari tadi juga gak dengerin aku cerita kan?!”
“emang aku sengaja gk dengerin! Habis ceritanya jelek sih.. wekk…” akkupun menjulurkan lidah dan berlari menghindari serangan yang akan datang.
“heh! mau kemena kamu? Awas kamu aku kejar!”
“coba aja kalo bisa wek..”
Kak Kevin pun mengejarku dan kami berdua saling kejar-kejaran. Hingga aku terjatuh.
“au… aduh…” aku merith kesakitan
“ waduh kamu kenapa?”
“ah.. kamu ini pakek Tanya lagi. Sakit nih..”
“ ya ampun maaf.. sini lihat mana yang sakit”
“ nih di jidat kamu!” sambil menujuk jidatnya dan aku lansung lari lagi. “hei! Di bohongin aja mau hahahahaha”.akupun langsung lari ke mobil.
“hei.. kurang ajar.. ahk.. aduh.. sesak nafasku kumat.. pasti ini gara-gara aku lari-lari gimana nih..”. jarakku waktu itu jauh darinya. Batang hidungku sudah tak terlihat.
Akhirnya kak Kevin membeli minum air mineral di toko terdekat untuk meredakan sesaknya. Tapi sayang obatnya ketinggalan di mobil.
“waduh.. kok lama ya.. mana kak Kevin kok masih nggak kelihatan sih?” sambil menari-marikan jemariku di badan mobil.
Setelah beberapa menit kemudian kak Kevinpun datang. Dan aku menanyakan kenapa lama sekali dan kak Kevi bilang katanya tadi ketemu sama temennya trus ngobrol jadi agak lama. Dan setelah itu kamipun pulang.sesampainya di hotel akupun tidur di kamar kak Angel.
Besok tepat pada hari minggu papaku ingin merayakan ultahku ini disebuah taman yang di disaint sangat romantis. Dan acaranya pada malam hari. Malam yang begitu gelap di hiasi oleh sinar lampu yang berkelip-kelip di sepanjang jalan menambah ke romantisan suasana. Terdapat beberapa tatanan kursi yang begitu rapi unuk para keluarga. Bunga-bunga yang berwarna merah mengelilingi seluruh taman. Terdapat pula sebuah panggung mini yang di atasnya terdapat sebuah meja kecil, mix crofont, dan alat music kesukaanku yaitu biola. Aku dah gk sabar menantikan acara besok malam.
Hei!. Kak Angel yang mengagetkanku sambil menepuk punddakku. “cie.. lagi ngelamunin apa nie?. Bagi cerita donk…”. Akupun menjawabnya sambil tersenyum. “ aku dah gk sabar kak sama acara besok malam”. Kak Angel menjawab, “ gk sabar sama acaranya pa gk sabar nerima kadonya?” jawabku lagi, “em… dua-duanya dech.. hehe”. “udah ah,, tidur yuk.. dah malem nie,,, katanya dah gk sabar… ayo di buat tidur aja biar gk terasa…”. “ok!!!!”.