Kamis, 11 Oktober 2012

pertemuan


PERTEMUANKU DENGANMU


Aku Clara anak centil yang pandai bergaul. Aku hidup dengan satu ayah, satu ibu, dan dua orang kakak laki2. Waw …!! Lengakap ya…. Suatu ketika aku di ajak oleh ayah ku pergi ke paris bersama keluarga besar. Liburan kali ini adalah hadiah ulang tahun ku yang ke-17 th.

Sebelum aku berangkat aku pergi kerumah temen ku untuk berpamitan ..OMG.. aku serasa pengen pergi lama. Saat semua keluargaku telah berkumpul kamipun siap untuk berangkat. Tak lupa kakak kesayangan ku juga ikut. Dia bernama Dion, anak budheku yang terakhir.

Selama di perjalanan menuju bandara aku hanya hadset’an aja dan tak ikut bercanda dengan semua keluagaku. Tiba-tiba kak Dion memukul pundak ku dari belakang. “hai cantik..!! tumben gak ngecebret kayak biasa nya?..” spa kak Dion “apaan sih….” Jawabku. “dek jangan sombong donk…” kata kak Dion. Tapi aku tak menghiraukan kata-kata kak Dion dan langsung melingkarkan badan sambil menutup muka dengan bantal. “dek!! Awas loe…” kata kak Dion untuk mengakhiri kata-kata nya.

Tidak terasa akhirnya kami sampai di bandara dan langsung masuk ke pesawat pribadi kluarga besarku. Lagi-lagi kak dion menyapaku. “adek abang yang cantik.. bolehkan abang duduk bareng ma adek?” Tanya kak Dion. “silahkan!!” jawab ku singkat . “dek jangan ceberut gitu donk! Kakak bawa temen nie…” kata kak Dion. “palin-paling Arman yang kuper itu…” jawab ku sinis. “Yang ini mah beda, nie orangnya…. Gantengkok..” kata kak Dion. Tiba-tiba dari belakang tubuh kak Dion muncul seseorang yang ganteng, bertubuh tinggi, dan keren. “siapa kak namanya?” Tanya ku. “kenalan aja sana..”kata kak Dion. “siapa kak namanya?” kataku sambil mengulurkan tangan pada lelaki itu. “namaku Kevin, namamu siapa?” katanya. “Namaku Clara…” jawabku. Kemudian kami bertigapun bercanda ria hingga tak terasa kami sampai di tempat tujuan. Kami semuapun berkemas untuk turun dari pesawat dan segera menginjakan kaki ke bumi paris nan-indah ini. Ternyata kami disana di sambut kerabat kerja papaku yang tinggal disana. Kak Kevin selalu bersama aku kemanapun aku pergi. Sedangkan kak Dion selalu berduaan dengan tunangannya.

Begitu kami sampai di paris tepatnya di paris kami langsung menuju hoteh tempat kami menginap. Waw… gedhe bangets.. uuuuuhhhh… begitu lelahnya aku setelah melalui perjalanan yang jauh. Langsung aja aku menikmati kamar mewah yang super duper nyaman. Dadah…!!!! Guys ! aku tidur dulu ya….

_ Keesokan Harinya _

Cahaya sang surya yang membuat aku terbangun telah menembus jendela-jendela kamarku hingga mengenai kulitku. Langsung saja aku ke kamar mandi, berkaca,dan segera membereskan tempat tidurku. Setelah semua selesai aku segera keluar dari kamar dan menikmati pemandangan di pagi hari dari gedung paling atas gedung itu. “ngapain di sini sendirian?” tiba-tiba terdengar suara kak Kevin yang mengagetkan ku. “Eh… emm…”aku hanya tersenyum. “Aku boleh nemenin gk?” Tanya kak Kevin. “boleh….” Jawabku singkat. Kamipun berbincang-bincang sambil melihat gedung-gedung tinggi pencakar langit yang terlihat begitu indah. Entah mengapa pada saat itu membuat perasaaanku jadi bingung. Saat ku tatap wajahnya jantungku berdebar, berada di dekatnya serasa dunia milik berdua. Baru kali ini aku sebahagia ini. Tiba-tiba ponsel ku berbunyi. Ternyata itu telfon dari papaku. Papaku menyuruhku segera ke resto tengah untuk makan bersama. kami berduapun segera turun ke bawah. Wah….. betapa malunya aku saat itu. “kalian berdua cocok ya…” kata mama. Dan semuapun mulai menyoraki kami berdua. Seketika itu wajahku menjadi merah. Akhirnya aku duduk di sebelah kakakku dan kak Kevin duduk bersama kak Dion dan kuluargaku yang lainnya.

Ketika aku ingin mengambil makanan yang sudah di sediakan di depan. kak Kevinpun juga sama ingin mengambillnya. Waktu aku ngambil piring kak Kevin juga ngambil piring, waktu aku mau ngambih salat kak Kevin juga mengambil salat, saat aku mengambil sendok kita barengan dan seketika itu aku dan kak Kevin bertatap muka. “kamu mau ngambil? Ambil aja ” kata kak Kevin. Dan aku hanya tersenyum dan segera mengambil sendok tersebut kemudian segera duduk. Jarak duduk kami lumayan jauh. Tapi kak Kevin selalu mencuri kesempatan untuk memandangku dengan tersenyum. Perasaan dalam hatiku tambah bercampur aduk dengan semua itu. Padahal waktu itu aku sedang jengkel dengan salah satu temen cowok ku di sekolah. Dia bernama Aldo. Karna dia adalah cowok yang telah menghianati aku. Jadi sebelum aku berangkat ke paris aku masih dalam keadaan hati yang begitu rumit. Dan setibanya di paris aku merasa semua rasa gundahku telah pergi. Dan aku merasa sangat bahagia sekali.

Seusai makan pun kami berkeliling ke kota paris dan sekitarnya. Tak lupa aku selalu mengeluarkan kamera digital ku. kakAngel (tunangan kak dion) selalu menemaniku untuk narsis. Tak lupa kak Kevin dan kak Dion mengikuti kami. “dek! Foto bareng ma kakak yuk!” ajak kakDion. “ayok..” jawab ku. “aku yang fotoin ya..”kata kak Angel. Ckrik…. Ckrik…. Ckrik….. waw kak Dion dan aku terlihat lucu sekali. “sekarang gentian donk…!!” kata kak angel. Ckrik… ckrik… ckrik… waduh dua cewek cantik lagi foto.. hehehe. “heh! Kevin bengong aja.. sini ikutan foto!” ajak kak Dion. Kamipun foto bertiga, waw cewek cantik di apit sama dua cowok ganteng. “eh.. tunggu dulu.. gimana kalau Kevin foto bareng sama clara?” kata kak Dion. Tiba-tiba tangan ku di gerett oleh kak Kevin dan menggeretku ke sebelahnya lalu kamipun foto berdua. Bertambah dasyatnya detah jantungku pada waktu itu.

seusai kami foto-foto kamipun berbelanda membeli souvenir yang bagus bangets. . kemudian kami kembali ke hotel lalu kembali ke kamar masing-masing. Aduh… badanku terasa pegal sekali setelah berjalan-jalan.
Malam harinya aku diajak oleh kak Kevin untuk jaln-jalan ke suatu tempat yang sering dii kenal dengan menara evel. Indaah sekali. Malam yang gelap di hiasi oleh cahaya yang kerlap-kerlip di setip sudut menara. Membuat aku dan kak Kevin tak ingin melewatkannya. Kamipun berhenti sejenak untuk menikmati suasana yang romantic itu.Aku hanya berdua dengannya. Tanpa ada satupun orang yang tau termasuk mama dan papaku.
“hei! Kok bengong? Lagi mikirin apa hayoo?!” sambil menyengol tubuhku yang krempeng ini hingga aku hampir terjatuh dari sebuah bangku yang ku duduki itu.
“eh! Aduh..” menahan badan agar tidak sampai tersungkur. “lagi mikirin seseorang. Emangnya kenapa?”
“siapa orang yang kamu pikirkan?”
“emm.. seseorang yang udah bikin aku sakit hati. Ah… sudah lah tak usah di bahas gak penting banget.”
“oh.. cowok?”
“ya.. gitu deh..”
“Gk usah di pikir kalo gak penting. Apa lagi kalo bikin kamu jadi sedih. Kan udah ada aku di sini jadi, seneng-seneng aja”
“hemmm..” aku hanya tersenyum
“eh.. aku punya cerita lho.. mau dengerin gk?”
“boleh..”
“suatu hari hiduplah pangeran yang gagah dan ganteng namanya pangeran Leo. Ya.. orangnya kayak aku gini……”
“ih.. PD”sambil melipatkan tangan pada dada
“eh.. belum selesai ceritanya.. aku lanjutin ya… , pangeran itu memiliki peliharaan hewan yang lucu. Namanya Ole dia adalah seekor kucing. Suatu hari pangeran Leo mengajak si ole untuk jalan-jalan di sekitar taman kerajaan. Saat mereka sedang duduk-duduk santai sambil menikmati indahnya bunga, pangeran menemukan sebuah tanaman bunga yang indah dan langka. Dan dia ingin sekali membudidayakan-Nya. Akhirnya pangeran menyuruh para pelayannya untuk membantunya membudidayakan di tempat tersendiri dan tak diketahui oleh siapapun. Pangeran Leo berkata pada para pelayannya.” Pada suatu hari nanti aku akan memperlihatkan hasil dari budidayaku kepada calon permaisuriku. Kemudian……” wajah kak Kevin sangat serius waktu itu

Aku memperhatikanya dengan begitu seksama. Dan aku tak mendengarkan ceritanya. Aku hanya diam dan memandangi wajahnya yang ganteng itu. Tak sadar aku memotong cerita kak Kevin dengan berkata“ andai saja Aldo seperti kak Kevin yang humoris dan perhatian. Kak Kevin buat aku jadi lupa tentang semua permasalahnkku. Terimakasih kak..”
“…dan pangeranpun jatuh cinta pada… “ kak Kevin berhenti bercerita. “ha!! Apa? Kamu tadi bilang apa?”
“ oh.. em.. (aduh kok keceplosan sih) nggak kok gak papa. Terusin aja ceritanya”
“males… lagian, kayaknya kamu dari tadi juga gak dengerin aku cerita kan?!”
“emang aku sengaja gk dengerin! Habis ceritanya jelek sih.. wekk…” akkupun menjulurkan lidah dan berlari menghindari serangan yang akan datang.
“heh! mau kemena kamu? Awas kamu aku kejar!”
“coba aja kalo bisa wek..”

Kak Kevin pun mengejarku dan kami berdua saling kejar-kejaran. Hingga aku terjatuh.
“au… aduh…” aku merith kesakitan
“ waduh kamu kenapa?”
“ah.. kamu ini pakek Tanya lagi. Sakit nih..”
“ ya ampun maaf.. sini lihat mana yang sakit”
“ nih di jidat kamu!” sambil menujuk jidatnya dan aku lansung lari lagi. “hei! Di bohongin aja mau hahahahaha”.akupun langsung lari ke mobil.
“hei.. kurang ajar.. ahk.. aduh.. sesak nafasku kumat.. pasti ini gara-gara aku lari-lari gimana nih..”. jarakku waktu itu jauh darinya. Batang hidungku sudah tak terlihat.

Akhirnya kak Kevin membeli minum air mineral di toko terdekat untuk meredakan sesaknya. Tapi sayang obatnya ketinggalan di mobil.
“waduh.. kok lama ya.. mana kak Kevin kok masih nggak kelihatan sih?” sambil menari-marikan jemariku di badan mobil.
Setelah beberapa menit kemudian kak Kevinpun datang. Dan aku menanyakan kenapa lama sekali dan kak Kevi bilang katanya tadi ketemu sama temennya trus ngobrol jadi agak lama. Dan setelah itu kamipun pulang.sesampainya di hotel akupun tidur di kamar kak Angel.
Besok tepat pada hari minggu papaku ingin merayakan ultahku ini disebuah taman yang di disaint sangat romantis. Dan acaranya pada malam hari. Malam yang begitu gelap di hiasi oleh sinar lampu yang berkelip-kelip di sepanjang jalan menambah ke romantisan suasana. Terdapat beberapa tatanan kursi yang begitu rapi unuk para keluarga. Bunga-bunga yang berwarna merah mengelilingi seluruh taman. Terdapat pula sebuah panggung mini yang di atasnya terdapat sebuah meja kecil, mix crofont, dan alat music kesukaanku yaitu biola. Aku dah gk sabar menantikan acara besok malam.

Hei!. Kak Angel yang mengagetkanku sambil menepuk punddakku. “cie.. lagi ngelamunin apa nie?. Bagi cerita donk…”. Akupun menjawabnya sambil tersenyum. “ aku dah gk sabar kak sama acara besok malam”. Kak Angel menjawab, “ gk sabar sama acaranya pa gk sabar nerima kadonya?” jawabku lagi, “em… dua-duanya dech.. hehe”. “udah ah,, tidur yuk.. dah malem nie,,, katanya dah gk sabar… ayo di buat tidur aja biar gk terasa…”. “ok!!!!”.



Kring…kring…kring… terdengar suara jam beker kesayanganku yang sesalu aku bawa ke mana-mana. Dan akupun terbangun. Begitu aku terbangn akupun melihat bunga mawar merah dikasur tempat aku tidur. Ku lihat dengan teliti. Dan aku tidak menemukan siapa pengirimnya. Di situ terdapat kartu ucapan yang isinya, “ happy b’day.. untuk orang yang paling baik yang ku kenal.. tersenyumlah semanis bunga ini unukku. Sebagai ucapan trimakasih. Because, Your smile is refresh my heart.” Ternyata bunga itu pemberian dari kak Kevin. Ternyat tanpa ku sadari kak Kevin mengendap-endap masuk ke kamarku yang lupa aku kunci.

Saat yang ku tunggupun datang. Di sana suasananya sangat ramai dan cukup meriah. Aku memaikan biola kesayanganku setelah papa memberikanku sebuah kue tar untuk ku tiup. Aku membawakan lagu yang berjudul DEALOVA. Aku bernyanyi bersama kak Angel.yah.. begitu cepat berlalu akhirnya pesta berakhir. Dan aku kembali ke kamar dan bermimpi indah. Sampai pada saatnya tiba.

Tak terasa seminggupun telah berlalu, aku segera mengemasi barangku dan segera pulang. Di pesawat aku menggenggam kalung pemberian kak Kevin dan memandanginya dengan begitu teliti. Aku jadi merasa sedih sekali karena aku harus segera berpisah dengannya dan mungkin aku tak akan bertemu dengannya lagi. Air matapun tak ingin kalah, ia tidak sungkan sungkan untuk keluar dari mataku dan membasahi pipiku yang merah merona. Kemudian aku tertidur dengan kalung yang ku genggam begitu erat.
“nak.. bangun udah sampai…” terdengar suara papa yang membangunkan ku. “ya…” jawab ku pendek. Aku berdiri dan melihat kearah kak Kevin. Ternyata ia baru terbangun dari tidurnya yang begitu pulas. Akupun turun dengan perasaan yang begitu bercampur aduk. Setelah semua barang telah ditunkan dari pesawat kamipun berkumpul di sebuah restoran dekat bandara untuk menunggu jemputan dari sopir pribadi papaku.
Di sana aku tidak makan tapi hanya memesan minuman saja. Aku masih kepiran dengan perkataan kak Kevin waktu itu. “clara..trimakasih telah memberikanku liburan yang begitu menyenangkan. Terimakasih juga buat Dion. Dengan adanya liburan kali ini serasa hidupku tak percuma dan aku senang sekali bias bertemu dengan mu di sini. Di tempat yang belum pernah ku temui dan tempat yang sangat indah sekali untuk sisa umurku ini. Kamu tau mengapa akku berkata seperti ini? “ akupun menggelengkan kepala. “karena aku tak lama lagi untuk tinggal di dunia ini…” katanya waktu kami sedang jalan-jalan berdua di sekitar hotel. Air matakupun mulai berlinang kembali. Karna kak Kevin menderita penyakit yang tak bias di sembuhkan. Aku tau dsri kak Dion tapi sayangnya dia tak memberitahuku apa nama penyakitnya.
Tin..tin.. terdengar suara klakson dari mobil papaku pertanda bahwa kami telah di jemput dan harus segera pulang. Aku hanya melihat sekilas wajah kak Kevin yang tersenyum padaku dan segera pulang. Kupun kirimkan smsku untuk kak Kevin “good bye…” tapi tak ada balasan dari dia. Itu saat terahir kalinya aku mengirim smsku untuk kak Kevin.

2 minggupun berlalu aku tak kunjung di sms oleh kak Kevin. Aku merasa kangen sekali padanya. Akupun mengambil album dan melihat fotoku dengan kak Kevin dan akupun memandanginya dengan menangis. mengapa begitu cepat? Mengapa pertemuanan ini membuat aku merasa senang sekali. Tiba-tiba hp ku berbunyi. Ternyata itu sms dari kak Kevin yang selama ini ku tunggu. “maaf ya baru bias sms sekarang… kakak beberappa hari ini lagi gk enak badan… kakak Cuma mau bilang kalau kakak terkesan sama kamu sejak pertemuan kita di paris 2 minggu yang lalu. Walau mungkin kamu sudah gk inget sama kakak.. tapi kakak selalu inget ma u.. cinta memang kadang membut kita menjadi terpisah bahkan kadang cinta juga bias mendatangkan air mata. Tapi kakak yakiin satu hal walau toh kita mati tapi jika kita selalu menyimpanya dengan begitu rapi dan di tutupi oleh senyuman pasti akan berbuah indah dan selalu di kenang sampai mati.mungkin ini sms kakak yang terahir. Terimakasih ya sudah memberikan kenangan pada kakak yangbegitu indah… see you, kamu selalu di hati kakak.” Ujarnya dalam sms. Akupun tak kuat menahan derasnya air mata yang terus mengalir ini. Tanganku gemetaran tak kuat untuk membalas kata-katanya dan aku memutuskan untuk telfon ternyata tak di angkat. Hingga ku berulang-ulang untuk menulfonnya tapi tetap saja tak di angkatnya.
Akhirnya keesokan harinya aku memutuskan untuk menelfon kak Dion juga tak di angkat, kak Anggelpun juga demikian. “Ya sudahlah lebih baik aku menunggu kabar kak Kevin setelah menghubungi aku”. 3 haripun berlalu aku di telfon oleh kak Anggel dan aku di suruh untuk bersiap-siap karena aku akan di ajak ke rumah kak Kevin bersama kak Dion. Akupun segera bersiap-siap lalu pergi bersama mereka. Di perjalanan kak Dion dan kak Anggel hanya diam saja dan tak berkata apa-apa, kami salling diam-diaman tak ada satu katapun yang terdengar pada watu itu. Mata mereka berduapun sembab seperti habis menangis. ada apa ini? Apa sesuatu telah terjadi pada hubungan mereka? Ataukah terjadi sesuatu pada kak Kevin? Oh… tuhan apa yang terjadi? Mengapa mereka tidak memberitahuku jika telah terjadi sesuatu?.

Akhirnya kami sampai di tempt tujuan. Begitu banyak orang yang berdatangan pada waktu itu ada apa ini?. Akupun turun dari mobil dan melihat kesekitar rumah kak Kevin. Banyak sekali orang yang berkumpul pada waktu itu terlihat juga papa dan mama. Mereka semua sedang memakai baju hitam-hitam. Dan yang membuat aku terkejut adalah bendera kuning yang berkibar di dinding rumah kak Kevin.
“kak Angel apa yang telah terjadi?” Tanya Clara
“hu…hu…hu..” kak Angel tak bisa menahan rasa harunya.
Langsung saja aku masuk ke dalam rumah. Saat aku masuk banyak sekali orang yang berdatangan sambil membacakan doa kautsaran. Di tengah-tengah mereka terdapat seorang lelaki yang terbungkus kain kafan dengan wajah yang pucat.
Tak kuat aku menahan air mata yang mengalir ke luar dari rongga-rongga mataku. Akupun menghampiri ibunya kak Kevin dan bertanya “a..apa benar ini Kevin?” tanyaku sambil meneteskan airmata. Ibunya pun hanya menganggukkan kepalanya saja tanpa berkata apa-apa. Dan ibunyapun memeluk ku dengan begitu erat sambilmenangis tersendu-sendu.
Kemudian aku menghampiri zenajah tersebut. Ternyata walau dia sudah tiada tapi rasa detak jantungku masih sama seperti dulu saat aku petama jumpa dengannya. Aku memandangi wajahnya dengan tersenyum. Karena pada saat itu aku meresa bahwa dia tersenyum padaku.
Seketika itu tetesan air matakupun berhenti. Entah mengapa serasa aku melihat dia bahagia di sana.”oh.. tuhan perpisahan ini membuat hatiku merasa hancur. Tapi jika ini memang terbaik, maka terimalah ia di sisimu. Istana surgamu pastikan indah dengan cinta yang ia bawa dariku”. Kataku dalam hati
Akupun kembali memeluk ibunya kakKevin dan berkata “ tante… jangan engkau tangisa anakmu yang baik hati ini. Tangisanmu hayna akan membawakan keburuk buatnya. Aku yakin ia telah bahagia di sana.” Ibunya kak Kevinpun melepaskan dekapanku dan berkata “ya nak.. ibu mengerti.. terima kasih ya kamu sudah mau dating jauh-jauh kemari.” Akupun membalasnya dengan senyuman.

Aku,teman-temanku, seluruh keluarga besar kak Kevin termasuk mama papaku ikut mengbumikan. Banyak sekali yang menangis pada waktu itu. Di antaranya nenek kak Kevin yang paling tua. Aku jadi sedih melihatnya. Andai aku bias membawa kak Kevin kembalipasti nenk itu akan sangat senang. Tak sedikit ku lihat orang di sekitarku menangis hingga seusai pemakaman. Pada waktu itu akupun juga menangis tapi tangisanku di sertai senyuman yang manis untuk kak Kevin.

Hal yang paling membuatku sedi adalah saat aku di kirimi sms oleh kak Kevin untuk teraakhir kalinya. Hanya sms itu dan pemberian kalungnyalah yang tersisa. Aku selalu mengenakan kallung tersebutsetiap saat.
“hai Clara!” terik tante Erna ibunya kak Kevin yang mengagetki ku
“ya tante ada apa?”
“ayo kita duduk di halaman belakang!”
“baik..” jawabku singkat
“em.. saya mulai dari mana ya.. Em… gini sebelum Kevin pergi dia bilang sama tante bahwa dia telah menemukan gadis yang dapat memikat hatinya. Dan katany kamu tau siapa orangnya. Boleh tidak tante Tanya siapa cewk yang telah memikat hatinya itu?” Tanya tante erna serius

Sambil mengeleng-gelengkan kepala aku menjawab. “lho.. saya tidak tau benar.. tidak tau.”
“yang bener..??”
“ya benar..” sambil menganggukkan kepala

Beberapa saat kemudianaku bertanya. “ tante memang kenapa kok Tanya siapa cewek yang sudah memikat hatinya?
“soalnya tante habis menemukan sebuh buku diary di laci kamar Kevin.
“ permisi kalau boleh Clara tau memang isinya apa tante?”
“pokoknya di dalam buku di ceritaka kisah-kisah mantan pacarnya yang menyedihkan. Lalu suatu hari dia di ajak oleh temanya ke suatu tempat untuk berlibur. Di sana dia bertemu dengan seorang wanita dan wanita tersebut adalah adik dari temannya itu. wAnita itu selalu membut ia selalu tersenyum. Nah.. pada saat pertemuan itunlah dia merasa bahwa wanita itu bias menggantikan posisi mantannya. Dan di sana juga di tulis bahwa dia senag sekali bias membelikannya kalung, walau itu hanya kalung murah. Pokok masih banyak lagi deh..”
“Oh.. gitu ya.. boleh gak saya lihat diary-nya?”
“boleh sebentar tante ambilkan dulu.” Jawab tante erna.
Beberapa menit kemudian tante erna datang dengan membawa buku harian tersebut. Kemudian membawanya kehadapanku dan aku pun melihatnya dengan air mata yang berlinang dipipiku. Tak ku sangka bahwa selama ini dia menyimpan rasa sayang padaku. Di buku ini tertulis jelas bahwa dia sayang padaku. Dalam hatiku berkata “mengapa engkau tak mengatakan sejak dulu? Dan mengapa kita tidak saling mengenal sejak dulu? “.

Tapi kini dia telah tiada didunia ini tapi ada dalam hatiku. Dan aku tetap selalu mengingat bahwa jangan mencintai seseorang melebihi rasa sayangnya kepada tuhan.
Aku ingin sekali mengatakan kepada tante erna bahwa akulah orang nya. Tapi, setiap aku ingin mengatakan hatiku mengatakan jangan.

Haripun telah gelap mama dan papaku juga kak Angel mengajaku untuk pulang. Tetapi tante Erna menyuruh ku untuk menyinap. Sayang sekali ajakan tante Erna tidak bisa membuat aku menginap disana. Tante Ernapun menyuruhku membawa buku harian kak Kevin. Bertambah satulah kenangan dari kak Kevin.
Hari demi haripun berlalu. Walau aku jauh dari tante Erna namun kami masih sering calling-callingan. Sampai pada akhirnya aku bisa mengatakan pada tante Erna bahwa akulah wanita yang telah sedikit membuatnya tersenyum dan melupakan semua kenangan buruknya. Selamat tinggal kak Kevin… see you… aku akan selalu mengenang pertemuan kita meskipun pada kenyataannya kita tidak bisa menyatu.

~ TAMAT ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar