Sabtu, 07 September 2013

sinopsis autumn in paris




Novel ini menceritakan tentang suatu kenyataan pahit yang harus dihadapi. Suatu kondisi yang sangat sulit untuk diterima bagi setiap orang pada umumnya. Cinta yang harus musnah akibat masa lalu yang pahit. Disaat mereka sudah saling mencintai satu sama lain, takdir harus memisahkan mereka berdua. Mau tidak mau kenyataan harus dihadapi dan cinta itu pun gugur seiring dengan musim yang terjadi di negara tersebut yaitu musim gugur. Musim gugur yang seharusnya menyenangkan, harus dilalui dengan penuh tangisan. Apakah yang memisahkan cinta mereka ? Bagaimanakah itu bisa terjadi ? Hal ini akan diulas dalam sinopsis dari sebuah novel yang berjudul, “Autumn in Paris”.
Tara Dupont adalah seorang anak berdarah campuran Indonesia dan Paris yang memilih tinggal bersama ayahnya di Paris sejak kedua orang tuanya becerai. Tara bekerja sebagai penyiar radio di sebuah stadion radio terkenal  di Paris. Ia memiliki sahabat bernama Elise. Selain itu ia juga mempunyai seorang sahabat berkebangsaan Perancis yang ia pikir adalah cintanya yaitu Sebastian. 
Tepatnya pada saat hari Jumat, Sebastian memperkenalkan Tara kepada seorang arsitek yang sedang bekerja di Paris yaitu Tatsuya Fujisawa. Tatsuya adalah seorang lelaki Jepang yang membenci musim gugur di Paris dan sekaligus ia membenci kota Paris. 
Suatu ketika, Tatsuya mengirimkan email kepada stasiun radio tempat Tara bekerja. Dan keesokan harinya, email itu dibacakan oleh Elise dalam acara Je me souviens. Surat itu berisi cerita Tatsuya tentang seorang gadis misterius yang ditemuinya di bandara dan di suatu bar atau bistro. Seseorang yang membuat Tatsuya terpanah. Itulah cinta pertama Tatsuya yang ditemuinya di bandara.
Dari pertemuan yang tidak sengaja itulah yang menyebabkan Tara dan Tatsuya semakin dekat. Benih-benih cinta pun mulai tumbuh dari kedua belah pihak.
Untuk kesekian kalinya, Tatsuya mengirim email kembali dengan atas nama Fujitatsu. Kali ini ia menceritakan tentang “Gadis Musim Gugur”, gadis yang telah mengubah kepribadian Tatsuya. Sepertinya Tatsuya menyukai gadis tersebut.
Akhirnya Tatsuya melakukan apa yang telah diwasiatkan oleh ibunya sebelum meninggal, yaitu menemui cinta pertama ibunya dan memberikan surat itu kepadanya. Tatsuya menemui Jean Daniel, ia memberitahukan semua yang telah terjadi. Tatsuya memberitahukan bahwa dia adalah anak yang selama ini telah ditinggalkannya. Jean Daniel sangat terkejut, dan ia meminta maaf kepada Tatsuya karena selama ini ia tidak mengetahui bahwa ibunya sedang hamil.Inilah pertemuan pertama kali antara anak dan ayah kandungnya . 
Sikap dan pendirian Tatsuya mulai berubah sejak dia mengenal dan dekat dengan Tara. Tara mampu mengubah pendirian Tatsuya tentang musim gugur dan Paris. Tara mampu mengubah kebencian itu menjadi hal yang sangat menyenangkan untuk dikenang selamanya. Tatsuya telah yakin bahwa ia benar-benar menyukai Tara dan begitu pula dengan Tara, ia pun  menyukai sosok Tatsuya. 
Tiba saatnya perayaan ulang tahun Elise. Sejak saat itu Tatsuya mulai menyadari bahwa seseorang yang ditemuinya di bandara dan gadis musim gugur tersebut adalah gadis yang sama, yaitu Tara. Sungguh menarik. Selain itu, inilah awal dari kenyataan itu terungkap. Tiba-tiba ayah Tara menghampiri mereka. Tatsuya sangat terkejut, bahwa Jean Daniel yang telah diperkenalkan sebagai ayah Tara adalah ayah kandung yang baru ditemuinya.
Entah apa yang telah ada di dalam benak Tatsuya. Ia sangat sedih. Ia masih belum dapat menerima kenyataan bahwa seseorang yang sangat dicintainya selama ini adalah saudaranya. Bagaimanapun juga ia tidak boleh mencintai saudaranya sendiri. Mengapa kenyataan ini sangatlah kejam ?
Sampai saat ini Tatsuya masih belum dapat menerima kenyataan tersebut. Tatsuya pun memberanikan diri melakukan tes DNA untuk menjawab segala keraguannya. Namun apalah jika takdir telah berkehendak, kita tidak mampu mengubah takdir yang telah terjadi. Ternyata benar, Tatsuya memang benar-benar anak kandung dari Jean Daniel dan berarti pula Tara dan Tatsuya adalah bersaudara.
Apapun yang terjadi kenyataan ini harus segera diunggapkan dengan sejujur-jujurnya. Jangan sampai menutupi kenyataan yang ada. Tatsuya harus segera mengungkapkan kebenaran ini kepada Tara walaupun hal itu sangat menyakitkan baginya. Ia ingin mengatakannya, namun entahlah, ia tidak mampu untuk mengatakannya. 
Suatu saat, secara tidak sengaja Tara mendengarkan pembicaraan antara ayahnya dan Tatsuya. Ia penasaran apakah yang sedang dibicarakan oleh mereka. “Apakah tentang diriku ?” pikir Tara.
Di lain kesempatan, Sebastian menyampaikan sebuah informasi bahwa Tatsuya mengalami kecelakaan di lokasi proyek, namun syukurlah tidak terlalu parah. “Apakah kecelakaan ini ada hubungannya dengan percakapan ayah tadi ?” pikir Tara.
Ketika sampai di depan ruang Dokter Delcour, untuk kesekian kalinya Tara mendengar percakapan antara dokter dengan ayahnya. Seluruh tubuh Tara seakan terasa berat, kepalanya pusing, dan air matanya terus mengalir dengan derasnya setelah ia mengetahui dari percakapan tersebut yang menjelaskan bahwa Tatsuya adalah anak kandung ayahnya. Ia tak dapat membayangkan hal itu dapat terjadi. Ia pun menghilang, berusaha untuk melupakan semua hal yang terjadi dengan cara bunuh diri. Ia frustasi dan putus asa akan hal ini. Sebastian menghentikan aksi bunuh diri Tara dan ia menjelaskan bahwa bunuh diri bukanlah jalan yang terbaik untuk menyelesaikan suatu masalah. Ia tidak mungkin mencintai saudaranya sendiri. Sungguh sebuah percintaan yang sangat menyakitkan.
Suatu ketika, mereka ingin merasakan kebersamaan tersebut untuk terakhir kalinya. Izinkanlah mereka untuk bersama dan bersikap saling menyayangi dan mencintai hanya untuk hari ini saja sebelum mereka mulai menerima kenyataan yang pahit ini. Izinkanlah mereka untuk melupakan kenyataan ini sejenak.
Seiring dengan berjalannya waktu, mereka berdua sudah mulai dapat menerima kenyataan bahwa mereka berdua bersaudara walaupun rasanya sangat menyesakkan dada. Hingga suatu ketika, Tatsuya berpamitan kepada Tara bahwa ia akan segera meninggalkan Paris dan menetapkan untuk tinggal di Jepang selamanya. Tara tidak dapat melakukan apapun. Ia tetap berharap Tatsuya tetap di sisinya, namun hal tersebut sangatlah tidak mungkin. Hal itu hanya akan membuat Tara merasa sakit.
Hari ini adalah hari keberangkatan Tatsuya ke Jepang dan juga hari ini akan dibacakan email terakhir Tatsuya yang dikirimkan ke stasiun radio tersebut. Di dalam email tersebut bertuliskan tentang bahagianya Tatsuya dapat mengenal Tara, betapa bahagianya dia saat bersama dengan Tara, dan betapa dia sangat menyayangi Tara. Ia sangat berterima kasih atas segala yang telah dilakukan Tara padanya. Tara sangat penting dalam kehidupannya. Namun ia tidak ingin terus larut dalam kesedihan karena ia tahu ia tidak mungkin mencintai saudaranya sendiri. Hal yang dapat dilakukannya adalah keluar dari kehidupan Tara, ia tidak akan melupakan diri Tara, tetapi ia harus melupakan perasaannya kepada Tara walaupun itu berarti ia harus menghabiskan sisa hidupnya untuk mencoba melakukannya. Pasti butuh waktu lama sebelum ia bisa menatapnya tanpa merasakan apa yang dirasakannya setiap kali ia melihat Tara. Kalimat terakhir Tatsuya adalah “izinkanlah aku mengaku untuk beberapa detik saja bahwa aku mencintainya.” Tara tidak dapat menutupi kesedihannya, air matanya jatuh tiada henti. Ia membayangkan saat-saat bahagianya bersama Tatsuya. Kini Tatsuya telah menuju ke Jepang dan tidak akan pernah kembali ke Paris untuk selamanya.
Sebulan setelah kepergian Tatsuya ke Jepang, Tara tidak pernah tahu bagaimana keadaan Tatsuya saat ini karena semenjak kepergian Tatsuya dari Paris, Tatsuya tidak pernah menghubunginya. Hingga suatu saat, seseorang menelepon ayah Tara yang mengabarkan bahwa Tatsuya telah mengalami kecelakaan yang sangat parah karena Tatsuya terjatuh dari lantai 3 gedung proyek yang sedang dibangun. Tidak ada harapan lagi bagi Tatsuya untuk hidup. Tara dan ayahnya pun tentu saja sangat sedih mendengar kabar tersebut. Untuk kesekian kalinya, Tara harus merasakan kesedihan luar biasa akibat Tatsuya. Ia sudah sangat sedih setelah mendengar Tatsuya adalah saudaranya, kini ia harus merasakan kesedihan kembali akibat keadaan parah Tatsuya.Mereka memutuskan untuk pergi menjenguk Tatsuya di Jepang.
Kini mereka telah sampai di rumah sakit Jepang tempat Tatsuya dirawat. Tara tidak mampu menahan tangisnya, ia sangat sedih. Keiko yang berperan sebagai penerjemah ini menceritakan kepada Tara dalam bahasa Indonesia bahwa dokter mengatakan, Tatsuya tidak mampu bertahan dalam 48 jam, namun kenyataannya ia mampu bertahan sampai lebih dari 3 hari. Ini sungguh hal yang luar biasa. Keiko juga menceritakan bahwa ayah tiri Tatsuya yakin Tatsuya dapat bertahan demi Tara dan ayah kandungnya.
Keiko mengantarkan Tara ke sebuah apartemen. Apartemen tersebut adalah apartemen Tatsuya dan ayah tirinya. Untuk kesekian kalinya, Tara tidak mampu menahan rasa sedihnya ketika mulai memasuki kamar tidur Tatsuya. Ia tidak menyangka, Tatsuya melakukan aktivitasnya di dalam kamar ini sebelum Tatsuya mengalami kecelakaan yang parah. Ia menemukan foto-foto dirinya bersama Tatsuya. Sangat menyedihkan, cinta yang harus musnah akibat status mereka sebagai saudara.
Keesokannya, Tara memberanikan diri menemui Tatsuya di ruang rawat Tatsuya. Ia menatap Tatsuya, seseorang yang sangat dicintainya terbaring lemah tidak berdaya di kamar tidur rumah sakit. Tara tidak mampu berhenti menangis. 
Tara mencoba mendekati Tatsuya. Wajah Tatsuya hampir tidak terlihat karena tertutup oleh perban. Ia mengatakan sesuatu seakan berharap Tatsuya dapat mendengar semua yang diceritakannya. Tara menceritakan tentang saat-saat dirinya sedang bersenang-senang bersama Tatsuya. Ia mengatakan bahwa saat-saat bersama Tatsuya adalah hal yang paling menyenangkan. Ia juga menceritakan tentang foto yang ditemuinya di dalam apartemen Tatsuya. Sungguh bahagianya mereka saat itu. Tara juga berterima kasih atas segala yang telah dilakukan oleh Tatsuya. Tatsuya telah membuat segalanya terasa menyenangkan.
Tara tidak dapat mengendalikan air matanya. Ia terkejut seakan tidak percaya, ia menatap mata Tatsuya yang tidak ditutup perban ternyata basah. “Apakah kau mendengarnya ? Apakah kau dapat mendengarkanku, Tatsuya?” ucap Tara. Ia sangat senang.
Tara lalu memegang tangan Tatsuya dan berkata, “Kau dengar aku, Tatsuya? Aku baik-baik saja. Mungkin butuh waktu, tapi aku akan baik-baik saja. Kau boleh lihat sendiri nanti. Kau akan lihat tidak lama lagi aku akan kembali bekerja, tertawa, dan mengoceh seperti biasa. Aku janji.” Tara juga mengatakan, “ Aku mencintaimu, aku mencintaimu, aku mencintaimu Tatsuya, aku mencintaimu.”
Tiba-tiba terdengar bunyi panjang dan datar yang membuat Tara meremang. Ia mengangkat kepala dan menatap monitor penunjuk detak jantung. Hanya ada garis lurus yang terlihat di sana dan bunyi panjang dan monoton itu.

Tara menatap Tatsuya. Wajah Tatsuya masih tenang seperti sebelumnya. Kepala Tara berputar kembali ke monitor yang menunjukkan garis lurus itu. Sebelum ia sempat berpikir, pintu kamar terbuka dan orang-orang berpakaian putih menerobos masuk. Ia tidak menyadari ayahnya menariknya menjauh dari ranjang dan memeluknya. Namun kenyataannya usaha dokter dan perawat yang mengelilingi ranjang Tatsuya tidak membuahkan hasil. Tara melihat mereka perlahan-lahan menjauh dari ranjang. Matanya beralih menatap monitor yang tetap menunjukkan garis lurus itu. Tidak berubah, mereka gagal menyelamatkan Tatsuya.  Tara dan ayahnya menangis. Kenichi Fujisawa(ayah tiri Tatsuya) terlihat menangis sambil memeluk tubuh putranya. Kini Tara memang benar-benar tidak dapat melihat Tatsuya kembali untuk selamanya. Betapa sedihnya ia saat itu. Tatsuya telah pergi untuk selamanya. Biarlah cintanya ini ia kenang sampai akhir hayatnya. “Cintaku ini akan selalu abadi untukmu, Tatsuya. Biarlah aku menyimpan rasa cinta ini. Tidak selamanya cinta itu harus memiliki.” ucap Tara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar